D/H SEMINARI THEOLOGIA EKSTENSION PEMULIHAN

Sabtu, 29 Mei 2010

LANDASAN FILOSOFIS,THEOLOGIS,YURIDIS &SOSIOLOGIS

A. Landasan Filosofis,Theologis,Yuridis dan Sosiologis

1. Landasan Filosofis theologis
Pendidikan Agama adalah salah satu amanat agung dari Tuhan Yesus Kristus kepada seluruh umat percaya (“Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Aku perintahkan kepadamu” Matius 28:18-20). Dan menjadi kebudayaan tertua yang diturunkan oleh tradisi Yahudi (“Apa yang Kuperintahkan kepadamu haruslah Edngkau mengajarkannya kepada anak-anakmu berulang-ulang” Ulangan 6:6-7).
Allah adalah sumber kekal dari segala sesuattu telah mengungkapkan kepada kita Kebenaran melalui Alkitab, Alam Semesta, Sejarah dan diatas segalanya melalui Tuhan Yesus Kristus.
Manusia adalah makhluk Fisik, Rohani, Rasional, Moral, dan Sosial diciptakan menurut rupa dan Gambar Allah (Imago Dei) oleh sebab itu manusia sanggup mengetahui dan menghargai dirinya sendiri, orang lain, Jagad Raya dan Allah Sendiri.
Pendidikan sebagai proses balajar mengajar,melibatkan manusia seutuhnya, mengembangkan Pengetahuan, (Knowledge), nilai-nilai (Values) dan keterampilan (Skills) yang menyangupkan setiap individu mengadakan Transformasi disegala bidang.
2. Landasan Yuridis
Selain itu sebagai Negara hukum Republik Indonesia bahwa setiap Warga Negara Republik
Indonesia bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan Pendidikan dengan tidak mendiskriminasikan Ras, Agama, Suku dan Gender. Dan Negara Menjamin sesuai ketentuan Undang-undang yang berlaku :
 Undang-undang No.20 tentang Sistem pendidikan Nasional
 Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang standart Nasional Pendidikan.
 Undang-undang No.20 Tahun 1989 Tentang Sistim pendidikan Nasional
 Peraturan Pemerintah RI No.60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan tinggi
 Keputusan Presiden RI No.19 Tahun 1999 Tentang pendirian sekolah tinggi Agama Kristen Protestan.
 Keputusan Mentri Agama RI No.20 Tahun 2001 tentang Pedoman Penyusunan Statuna perguruan Tinggi Agama
 Keputusan Menteri Agama RI No.394 Tahun 2003 tentang pedoman pendirian perguruan tinggi Agama.
3. Landasan Sosiologis
a. Kehadiran Perguruan Tinggi Agama Kristen Masih sangat dibutuhkan mengingat
 Gereja dan pendidikan tinggi Agama Kristen sebagai wadah komunitas Ilmiah-Alkitabiah yang dapat menangkal masuknya ajaran-ajaran sesat,paham-paham, Atheisme, Aghnotikisme, dan Falsafa Humanisme yang dapat merusak dekadensi moral bangsa.
 Ada kecenderungan masyarakat Urban dan para profesional mengikuti perguruan tinggi Agama Kristen sebagai kompensasi dari tekanan hidup yang terjadi akhir-akhir ini.Tidak mengherankan banyak kaum profesional sekarang ini menjadi imam-imam dan Hamba-hamba Tuhan.
 Ledakan pertambahan penduduk dimana usia sekolah SMU dan Perguruan Tinggi mencapai puluhan juta dan alangkah baiknya diantara mereka ditampung di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi swasta yang bermutu berwawasan global.
 Munculnya kebangunan-kebangunan Rohani (Revival) Agama Kristen dikota-kota besar dan di daerah-daerah Kristen menyebabkan minat generasi Muda Kristen memasuki perguruan Tinggi Agama Kristen Semakin bertambah.
 Kebutuhan dari gereja-gereja di kalangan Pantekosta Kharismatik yang pendeta/Gembala belum memiliki Pendidikan Theologia yang memadai untuk menjawab tantangan Zaman.
 Kehadiran sekolah Tinggi Arauna yang memiliki pola Ilmiah pokok dan keunggulan tersendiri dapat bersaing dengan kompetensi dan Kekhasan yang dimilikinya khususnya dalam Theologia Pemulihan dan kebenaran-kebenaran masa kini (Present Day’s Truth) yang dimiliki oleh gerakan Kharismatik dewasa ini.
b. Alasan Mengapa Kota Manado Sebagai Lokasi
 Prospek Masa depan Kota Manado sangat strategis ditinjau dari segi Ekonomi, Budaya, Sosial, Teknologi, Pariwisata dan Pendidikan. Aksioma yang biasanya berlaku diman Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pariwisata berkembang selalu diikuti oleh Perkembangan Pendidikan.
 Menurut Historis Religi kota Sentra Ekonomi perdagangan dahulu kala menjadi lahan subur persemaian Berita Injil seperti kota-kota : Roma, Korintus, Efesus, Athena, Alexandria dll. Kota Manado setelah menjadi Kota Pariwisata Dunia 2010 bukan saja menjadi Pusat perdagangan, Industri, Pendidikan di Indonesia Timur tapi sesuai dengan ramalan Futurist Dr. Sam Ratulangi sebagai daerah Bibir Pasifik menjadi pusat perdagangan, Pariwisata, Pendidikan dan Penginjilan Dunia.
 Kultur masyarakat Manado telah terbukti memiliki tingkat pendidikan Literacy yang tinggi, nilai buta hurufnya hampir Zero dan pernah memiliki Pakar-pakar Intelektual dibidang Hukum, Politik, Militer, Pendidikan, Kelautan, Kedokteran, dll diawal sejarah Republik ini. Kehadiran perguruan tinggi Agama akan menggali potensi-potensi yang terpendam.
 Statistik membuktikan jumlah Hamba-hamba Tuhan dari seku Minahasa / Manado dari seluruh denominasi Kristen di Indonesia sangat mendominasi di beberapa Sinode. Ini membuktikan bahwa Pendidikan Theologia Agama di Kota Manado tetap memiliki prospek yang menjanjikan.
 Berdasarkan prediksi para Futurist / Prophet bahwa Kota Manado akan diberkati dan menjadi berkat bagi bangsa Indonesia di segala bidang sebagai kota Yerusalemnya Indonesia Nubuatan bini mulai terwujud setelah WOC 2009 dan Kota Pariwisata Dunia 2010.



Kecenderungan Kontemporer Masyarakat Kristen
 Berdasarkan pengamatan di Kota Manado Kabupaten Minahasa , Minut, Minsel, Sitaro, Sangihe, Bolmong, setiap tahun menamatkan ribuan alumni dari 256 SMU. Oleh karena itu kota Manado sebagai kota perdagangan budaya, pariwisata serta pendidikan maka ribuan pemuda-pemudi dari Sulawesi Utara dan Indonesia bagian Timur mencari lokasi pendidikan di kota Manado.
 Selain peminat dari lulusan SMU, ada banyak pendeta – pendeta / hamba-hamba Tuhan dari berbagai denominasi di Sulut yang belum menerima Pendidikan Theologia Strata I yang memadai. Contoh pendeta-pendeta Gereja Pantekosta 90% tidak memiliki gelar Kesarjanaan Theologia Stratum I.
 Ada Kecenderungan akhir-akhir ini para profesional (Pengusaha, Dokter, Pengacara, Militar, Karyawan, Guru) tergerak mendalami dan mempelajari Alkitab/ Theologia setelah mereka bekerja dibidang mereka masing-masing. Ini membuktikan potensi calon mahasiswa Theologia sekarang ini semakin berbobot.
 Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan masyarakat Stake Holder dan pengguns lulusan akan hal-hal rohani, supra Natural dan yang berbau Alkitab dan Theologia semakin meningkat. Para calon mahasiswa ini telah disiapkan sedemikian rupa lewat sekolah kehidupan, pendidikan umum dan kematangan ekonomi.

Analisa Pendayagunaan Pemakai Jasa Lulusan atau Output.
 Lulusan lembaga pendidikan Alkitab / Theologia sama dengan pendidikan tinggi lainnya di Indonesia dalam tingkat Strata I atau S1 barulah pada tahap awal artinya ia boleh bekerja sebagai hamba Tuhan (Gembala, Penginjil, Guru Agama) tapi ia boleh juga menata karir diluar jalur pendidikan yang ia tekuni. Misalnya menjadi pengacara, bankir, pengusaha, anggota dewan, gubernur, bupati, dan Lain-lain.
 Masyarakat sebagai Strake Holder dan pengguna lulusan dapat didaya gunakan untuk menciptakan lembaga-lembaga baru yang nantinya menampung lulusan Theologia seperti :
 Gereja – gereja yang baru didirikan (Church Planting)
 Persekutuan-persekutuan di Kantor-kantor dan di Rumah
 Mendirikan sekolah-sekolah bernuansa kristen seperti Sekolah
Menengah Theologia Kristen (STMK) yang sekarang sedang digalakkan oleh Bimas Kristen Depag RI.
 Mendirikan panti asuhan, panti jompo, panti Rehabilitasi
narkoba, PSK,anak Jalanan, dimana pengasuh-pengasuhnya
direkrut oleh alumni Pendidikan Perguruan Tinggi Agama /
Theologia Kristen.
 Merintis Pelayanan lewati Institusi pelayanan dan Lembaga-
lembaga lain seperti menjadi dosen Agama Kristen dan Pendeta
Militer.
 Dalam meresponi perkembangan misi dalam negeri (home
mission) seperti pengiriman missionaris kepedalaman, suku
terasing dan misi lintas budaya keluar negeri misalnya USA,
Eropa, Hongkong, Korea, Cina, Malaysia dan Lain-lain.
DATA KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI
 Lulusan S1 Theologia berkualifikasi sebagai Pendeta Jemaat / Gembala sidang dan Penginjil domestik dan lintas Budaya.
 Lulusan S1 PAK berkompetensi menjadi tenaga pendidikan agama di Sekolah-sekolah seperti SD, SMP, SMU dan Alumni pasca sarjana menjadi dosen di Perguruan Tinggi umum dan Theologia. Sarjana Theologia dari Jurusan Misi snaggup mendirikan Yayasan Penginjilan sekaligus menjadi missionaris lintas budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar